Gowa – Pusat
Kajian Islam, Sains, dan Teknologi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LP2M) UIN Alauddin Makassar, bekerja sama dengan Fakultas Sains dan
Teknologi (FST), sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Implementasi
Integrasi Interkoneksi Islam, Sains, dan Teknologi Berbasis Moderasi Beragama”
pada Selasa, 15 Oktober 2024, di Ruang LT Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Alauddin Makassar.
FGD ini menghadirkan tiga narasumber
terkemuka, yaitu Dr. H. Kaswad Sartono, M.Ag, Kepala Biro Administrasi
Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama UIN Alauddin; Prof. Dr. Ir. Drs.
Jasruddin Daud, M.Si, Ketua Majelis Guru Besar Universitas Negeri Makassar
(UNM); serta Ar. Fahmyddin A’raaf Tauhid, S.T., M.Arch., Ph.D,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. Ketiga narasumber
tersebut memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya integrasi ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan ajaran Islam yang moderat dalam konteks
akademik dan riset.
Dalam sambutannya, Dr. H. Kaswad
Sartono, M.Ag menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Menurutnya,
dalam era modern yang dipenuhi dengan kemajuan teknologi, sangat penting untuk
mempertahankan keseimbangan antara agama dan sains. “Moderasi beragama adalah
jembatan untuk memastikan bahwa perkembangan ilmu dan teknologi tidak
bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi justru memperkuat nilai-nilai
spiritual kita,” ujar Kaswad.
Prof. Dr. Ir. Drs. Jasruddin Daud, M.Si, dalam paparannya, menyampaikan pandangannya mengenai peran
universitas dalam menciptakan lingkungan akademik yang mendukung pengembangan
ilmu sains dan teknologi yang islami. Ia menegaskan bahwa sains dan teknologi
bukanlah entitas yang terpisah dari agama, tetapi dapat saling melengkapi dan
mendukung dalam menciptakan kemajuan yang berkelanjutan. "Kita perlu
membangun sebuah paradigma baru di mana integrasi sains dan Islam menjadi
kekuatan bagi inovasi yang dapat memberikan manfaat luas bagi umat manusia,"
ujar Jasruddin.
Sementara itu, Ar. Fahmyddin A’raaf
Tauhid, S.T., M.Arch., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Alauddin, membahas secara spesifik tentang peran fakultasnya dalam mewujudkan
kolaborasi antara Islam dan teknologi. Fahmyddin menyampaikan bahwa integrasi
ini bukan hanya sebuah teori, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan
akademik, kurikulum, dan riset yang mengedepankan nilai-nilai Islam. “Teknologi
dan inovasi yang kita ciptakan harus mencerminkan prinsip keadilan,
keseimbangan, dan kepedulian sosial yang diajarkan oleh Islam,” katanya.
Acara yang berlangsung dengan hangat dan
interaktif ini juga dihadiri oleh para dosen, peneliti, serta mahasiswa dari
berbagai fakultas di UIN Alauddin Makassar. Peserta FGD aktif berdiskusi dan
mengajukan pertanyaan kepada narasumber terkait upaya konkret dalam
mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pengembangan sains dan teknologi.
Diskusi ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi yang dapat
diimplementasikan dalam kegiatan riset dan pembelajaran di lingkungan UIN
Alauddin.
Kepala Pusat Kajian Islam, Sains, dan
Teknologi LP2M UIN Alauddin, Prof. Dr. H. Supardin, M.H.I, menekankan
bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan UIN Alauddin untuk
membangun sinergi antara ilmu agama dan ilmu sains. “Kami berharap diskusi ini
dapat menjadi pijakan awal dalam merumuskan model integrasi Islam, sains, dan
teknologi yang aplikatif dan berdampak luas bagi perkembangan pendidikan di
Indonesia,” ujarnya menutup acara.
FGD ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan
UIN Alauddin Makassar dalam mengembangkan model pendidikan berbasis integrasi
interkoneksi antara Islam, sains, dan teknologi yang diwarnai dengan moderasi
beragama, sehingga dapat berkontribusi dalam mencetak generasi yang unggul di
bidang ilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.