Dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP), Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M UIN Alauddin Makassar menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertajuk Pekan Aksi Zero Tolerance Kekerasan Seksual sebagai bentuk komitmen kampus dalam menciptakan lingkungan perguruan tinggi yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan seksual.

Salah satu agenda yang menarik perhatian adalah Lomba Poster Kampanye Anti Kekerasan Seksual, yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas. Melalui kreativitas visual dan pesan kampanye yang kuat, para peserta berusaha menyuarakan pentingnya pencegahan kekerasan seksual serta meningkatkan kepedulian seluruh civitas akademika.
Pada ajang tersebut, mahasiswa Program Studi Matematik berhasil meraih Juara 2 Lomba Poster, berkat karya yang dinilai komunikatif, inspiratif, dan relevan dengan semangat kampanye Zero Tolerance terhadap kekerasan seksual. Poster tersebut menonjolkan pentingnya keberanian untuk bersuara, perlindungan terhadap korban, serta ajakan untuk bersama-sama menciptakan ruang aman di lingkungan kampus.
Prestasi juga datang dari mahasiswa Program Studi Matematika yang sukses meraih Juara 3 Lomba Video Edukasi. Karya video yang ditampilkan mengangkat pesan edukatif mengenai pentingnya keberanian untuk melapor, pentingnya dukungan bagi penyintas, serta langkah-langkah pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus. Video tersebut diapresiasi dewan juri karena alur penyampaian yang jelas, kreatif, dan memiliki dampak edukatif yang kuat.
Kegiatan Pekan Aksi Zero Tolerance Kekerasan Seksual ini tidak hanya menjadi wadah ekspresi dan edukasi, tetapi juga momentum bagi UIN Alauddin Makassar untuk terus memperkuat komitmen pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. PSGA LP2M menegaskan bahwa peringatan 16 HAKTP adalah pengingat bahwa upaya menciptakan kampus bebas kekerasan harus dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan seluruh unsur kampus, dan menggandeng mahasiswa sebagai agen perubahan.
Dengan prestasi ini, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang tergerak untuk berpartisipasi dalam gerakan anti kekerasan seksual serta menumbuhkan kesadaran bahwa perlindungan, kesetaraan, dan keamanan merupakan hak setiap individu di lingkungan pendidikan.

